PENDIDIKAN |
Ikut UN, Tapi Nilai Kosong
Senin, 15 Juni 2009 | [10498 Dibaca]
Aksi corat-coret pakaian sekolah, berlanjut konvoi di jalanan tetap menjadi tradisi perayaan kelulusan siswa SMA/MA/SMK tahun 2008/2009 ini. Padahal, setiap jelang pengumuman hasil Ujian Nasional (UN), Dinas Pendidikan selalu mengeluarkan imbauan agar hal tersebut tidak dilakukan. Alasannya, sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan.Pantauan koran ini, kemarin (13/6), konvoi dilakukan oleh hampir semua sekolah di 15 kabupaten/kota se-Sumsel. Di Palembang misalnya, pengumuman UN mulai pukul 14.00 WIB.Menariknya, ada beberapa sekolah yang mengumumkan UN dengan hanya mengundang orang tua/wali. Bahkan, ada juga yang lewat bantuan PT Pos. "Kita hanya mengundang orang tua/wali, untuk menghindari siswa melakukan corat-coret, dan konvoi di jalan," ujar Dra Nur Aisyah, ketua yayasan sekaligus pelaksana harian SMA Tri Darma. DI SMK PGRI I Palembang, sejak pagi para siswa telah mendatangi sekolahnya, meskipun ada larangan dari pihak sekolah. Menurut kepala sekolahnya, Dra Hj Sudiarti Rais, sebanyak 13 dari 212 siswa yang ikut UN dinyatakan tidak lulus. Masing-masing, empat dari Jurusan Akuntansi dan 9 lainnya Jurusan Penjualan. "Kegagalan para siswa ini bersumber dari jenis mata pelajaran Teori Produktif. Baru diadakan tahun ini. Dan, setiap jurusan memang terdapat mata pelajaran itu," tukasnya. Pemandangan berbeda di SMA dan SMK Bina Cipta Palembang. Meskipun hasil UN belum diumumkan, namun beberapa siswanya sudah menangis. Di tempat itu, dari total 116 peserta UN untuk jurusan IPS, tercatat ada tiga orang yang tidak lulus. Sedangkan, jurusan IPA dengan 36 peserta semua lulus. "Alhamdulillah lulus juga Kak," ujar salah seorang siswanya sembari menutup amplop dan menyeka air mata. Sub-rayon 09, ada 1.073 peserta yang mengikuti UN. Tercatat tujuh siswa tidak lulus. Rinciannya, satu dari SMA YWKA, satu orang dari SMA Muhammadiyah 9, satu dari SMA Nurfauzan, dan empat dari SMA Insaniah. "Mereka yang tidak lulus karena absen saat ujian," ujar Drs M Diyah, kepala SMAN 9 Palembang. Di MAN 3, Pakjo dari 117 total peserta UN, ada satu siswa yang dinyatakan tidak lulus. Bahkan, ia sempat shock dan tak henti-hentinya menangis. "Yang tidak lulus segera kita daftarkan untuk ikut ujian Paket C," ujar Kepala MAN 3, Ahmad Zainuri. Di tempat itu, juga hujan air mata. Yang lulus langsung sujud syukur dan menengadahkan tangan memanjatkan doa. "Alhamdulillah, lulus juga, walau standar nilai tinggi," ujar Desi, salah satu murid MAN I. Sementara itu, di SMA Sumsel Jaya dari total 176 siswa yang mengikuti UN, dua orang dinyatakan tidak lulus. "Ini cambuk bagi kita biar ke depan lebih baik lagi," kata Ilyas, Waka Bidang Kesiswaan SMA Sumsel Jaya. Nah, bagi mereka yang lulus sepertinya tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk merayakannya. Sejumlah titik menjadi tempat berkumpul para siswa sebelum konvoi. Sebut saja di kawasan Jl Merdeka, Kambang Iwak, kawasan Pusri, dan Jakabaring. "Ini sudah tradisi. Masa kita tidak boleh melakukan coret-coret baju dan konvoi. Apolagi cuma sekali inilah," ujar Kokoh, siswa SMAN 1 Palembang didampingi teman-temannya. Tak hanya pelajar laki-laki. Perempuan juga ikut konvoi. "Tradisi, Mbak. Tradisi," ujar Triana Nurdianti, siswi SMK Negeri 2 usai melakukan corat-coret dan mejeng di seputaran Kambang Iwak Jalan Tasik bersama teman-temannya. Rute konvoi yang mereka lalui, mulai dari Ilir Timur (IT) I, Kambang Iwak, Demang Lebar Daun, bahkan sampai ke Plaju. Di sisi lain, sedikitnya 8 sekolah tergabung dalam K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) yang siswanya tidak lulus saat UN tanggal 20-24 April lalu menyatakan ketidakpuasannya. Kemarin, mereka mendatangi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang, H Hatta Wazol SE MM. Intinya, mereka mengkoordinasikan masalah siswa yang tak lulus di sekolahnya. Sebab, ternyata ada beberapa sekolah yang melapor bahwa ada anak yang tidak lulus disebabkan nilainya tidak ada. Padahal, anak tersebut hadir ketika UN berlangsung. Ketua yayasan sekaligus pelaksana harian SMA Tridarma, Dra Nur Aisyah, membenarkan bahwa maksud kedatangan mereka untuk berkoordinasi dengan pihak Disdik Sumsel. "Cuma koordinasi," ujarnya sembari berlalu. Selain sekolah di Palembang, yang koordinasi ada juga dari luar kota yakni salah satu SMKN di Gelumbang. Terpisah, Kadisdik Provinsi Sumsel melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Dikmenti Drs Widodo MPd menegaskan bahwa pihaknya akan memfasilitasi kepala sekolah untuk bertemu pihak Unsri sebagai perguruan tinggi (PT). "Tim scanning LJU (Lembar Jawab Ujian) yang ditunjuk BSNP (Badan Standardisasi Nasional Pendidikan) dari Unsri kan dari PPJK. Jadi, kita akan tanyakan dulu," kata Widodo didampingi Kabid Pembinaan Dikmenti Drs Widodo MPd didampingi ketua tim komputerisasi Irianto SPd MM, dan Kepala Seksi Pembinaan sekolah menengah atas Yanuar Ramdhani Med. Dikatakan, anak yang tak lulus UN dengan anak yang tidak ada nilai tentu tak dapat disamakan. Oleh sebab itu perlu koordinasi dengan pusat. "Proses UN seperti ini pertama kali. Kita tidak ingin saling menyalakan, atau ada yang dirugikan. Akan dilakukan pertemuan dengan pihak Unsri, untuk membicarakan dan membahas hal tersebut." Menurut Widodo, untuk SMK tidak ada masalah. Hanya saja ada SMK yang tidak lulus tahun lalu mengikuti ujian tahun ini, "Ternyata siswa tersebut gagal lagi tahun ini," tukasnya. Bagaimana dengan daerah? Di OKU Timur para siswa konvoi di jalan sejak pagi. Sekitar pukul 09.00 WIB, mereka terlihat membeli spidol dan Pilox di sejumlah toko alat tulis. Baru pukul 11.00 WIB mulai aksi corat-coret. Warna baju pun berubah dari putih menjadi warna-warni, merah, hijau, kuning, dan warna lainnya. Tak berhenti sampai di situ. Para siswa kumpul di Lapangan KONI Martapura tanpa penjagaan aparat. Setelah itu, bergerak konvoi turun ke jalan. "Ini adalah momen kami yang sudah ditunggu-tunggu," ujar salah seorang siswa. Nuansa berbeda di Kabupaten Ogan Ilir. Pengumuman UN seluruh SMA/MA/SMK di daerah itu, dilakukan serentak sekitar pukul 14.30 WIB. Pihak sekolah mewajibkan orang tua/wali untuk mengambil hasil kelulusan. Di SMAN 1 Inderalaya Utara yang berpredikat sekolah unggulan, seluruh siswanya lulus. Imbauan Dinas Pendidikan Ogan Ilir yang meminta sekolah melarang siswanya yang lulus melakukan aksi corat coret sepertinya ampuh. Usai pengumuman mereka yang berhasil tak satu pun terlihat konvoi dan melakukan aksi corat-coret di jalan. Kadisdik OI, Herman SH MM, melalui Kabid Pendidikan Menengah, Puadi SPd, mengatakan, untuk jenjang SMA Jurusan IPA dan SMK, seluruh siswa lulus 100 persen. Sedangkan di sekolah MA dan SMA Jurusan IPS terdapat siswa yang tidak lulus. Rinciannya tiga siswa SMA Jurusan IPS dan lima siswa MA. "Jika dipersentase kelulusan siswa di OI mencapai 99 persen," tukasnya. Apa yang terjadi di OI berbeda dengan di Kota Prabumulih. Pihak sekolah sudah memilih mengumumkan hasil UN sore hari pukul 15.00 WIB dan hanya mengundang para orang tua/wali. Namun, para siswa yang lulus tetap konvoi dan corat-coret seragam sekolah di jalan. Sebelumnya, mereka juga tetap datang ke sekolah. Bahkan, hingga sekitar pukul 16.30 WIB, jumlah siswa ini mencapai ratusan orang. Akibatnya, aksi corat-coret pakaian antarpara pelajar ini semakin menjadi-jadi. Nah, saat tengah asyik-asyiknya berkumpul, mereka dikejutkan dengan datangnya aparat kepolisian dipimpin Kapolsek Timur, Iptu Akagani. "Polisi, polisi, kabur, nanti ditangkap," teriak sejumlah pelajar sambil menarik tali gas motornya kencan-kencang. Namun, meski sudah dibubarkan para pelajar ini masih juga melakukan aksi konvoi keliling Kota Prabumulih dengan mengendarai motor. Siswa Tidak Lulus Didominasi SMKTerpisah, Kepala Disdik Kota Prabumulih, Drs H Suhirman Msi, melalui Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) M Rasyid SAg MM, menjelaskan, tahun ini Kota Prabumulih mencatatkan hasil yang baik. Dibandingkan Tahun Ajaran (TA) 2007/2008 jumlah persentase kelulusan di TA 2008/2009 rata-rata mengalami kenaikan. Untuk SMA dari 94 persen naik menjadi 99,6 persen. Terdapat 6 siswa SMA yang tidak lulus, 3 dari jurusan IPA dan 3 dari IPS. Bahkan, untuk MA mencatatkan hasil sempurna yaitu 100 persen siswanya lulus. "Untuk MA tidak ada siswanya yang tidak lulus, seluruhnya lulus kok," beber Rasyid. Namun, terang Rasyid, hasil sedikit kurang memuaskan dicapai untuk SMK yang persentase kelulusan siswanya mengalami penurunan dari 96 persen di TA 2007/2008 menjadi 90 persen di TA 2008/2009. "Untuk SMK, terdapat 81 orang siswa yang tidak lulus," ungkapnya. Seperti diwartawakan sebelumnya, tahun 2009 ini, dari total 72.813 peserta UN SMA/MA dan SMK se-Sumsel, sebanyak 1.184 siswa (1,626 persen) tidak lulus alias gagal. Dengan enam mata pelajaran yang diujikan, untuk SMA/MA jurusan IPA, tingkat kelulusannya mencapai 99 persen. Kemudian, SMA/MA program IPS 98,69 persen. Khusus SMK dengan tiga mata pelajaran mencapai 96,87 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 lalu, dimana mata pelajaran yang di-UN-kan sama, terjadi penurunan untuk SMA/MA jurusan IPA. Saat itu, SMA/MA jurusan IPA, tingkat kelulusannya 99,36 persen. Sedangkan, SMA/MA program IPS 97,45 persen, dan SMK 96,75 persen. Sekarang ini, persentase ketidaklulusan M terbesar di Sumsel untuk SMA/MA program IPA di Kabupaten Lahat dengan 11,84 persen. Disusul Empat Lawang 1,58 persen dan Pagaralam 0,56 persen. |