TIM RISET AKSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA BERBAGI CERITA SUKSES DALAM FORUM PROGRAM RISET AKSI USAID HELM
Senin, 12 Oktober 2015 | [140127 Dibaca]
Jakarta – Pada 30 September dan 1 Oktober 2015, proyek Higher Education Leadership and Management (HELM) yang didukung oleh United States Agency for International Development (USAID) menyelenggarakan Forum Program Riset Aksi (PRA) di Yogyakarta. Forum ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar mengenai berbagai inisiatif riset aksi guna dalam mengembangkan kapasitas individu dan institusi yang dilakukan oleh 15 institusi pendidikan tinggi.
Forum yang diselengarakan ini bertujuan untuk membangun jaringan kerja institusi pendidikan tinggi untuk meningkatkan perbaikan manajemen perubahan lewat pendekatan riset aksi.
"Dalam forum ini peserta diberikan kesempatan untuk melakukan konsultasi dengan penasihat dari University of Kentucky (UK) dan ahli-ahli HELM mengenai strategi bagaimana memperluas akses, meningkatkan mutu, kepemimpinan, penelitian, dan kerja sama," kata Martha Silalahi, penanggungjawab PRA USAID HELM. Forum ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan dan saran-saran jitu kepada tim PRA sekaligus membangun jaringan antara lembaga pendidikan tinggi terhadap perbaikan manajemen lewat pendekatan riset aksi.
PRA USAID HELM telah diterapkan sejak 2012 oleh 10 universitas dengan 20 peneliti awal. Mereka memulai PRA dengan menggunakan beberapa lembaga pendidikan tinggi di Thailand dan Filipina sebagai tolak ukur dan studi banding. Para peneliti yang bergabung dengan PRA sejak awal tersebut berbagi informasi mengenai PRA tersebut pada forum USAID HELM Juni 2013. "Sampai saat ini, sebagian besar dari mereka telah berhasil mempertahankan keberlanjutan PRA," kata Silalahi.
Kepala tim Penjaminan Mutu Universitas Sriwijaya (UNSRI) yang sekaligus merupakan Ketua Tim PRA UNSRI, Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si hadir dalam forum untuk membagikan cerita mengenai kesuksesan tim PRA di UNSRI dalam mengembangkan sistem penjaminan mutu yang mendukung pusat-pusat penelitian keunggulan serta mendorong perbaikan mutu universitas. PRA UNSRI yang mulai dikembangkan sejak 2012, berpusat pada sistem kelembagaan penjaminan mutu dengan menyusun manual dan kebijakan baru yang mengilhami penelitian kolaboratif dan beretika; meningkatkan jumlah publikasi dan paten, dan mendorong keterlibatan mahasiswa dalam proses penelitian. Untuk mendorong kerjasama penelitian yang lebih mengarah ke publikasi dan paten, dan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam prosesnya, tim PRA UNSRI mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu yang didokumentasikan dalam tiga manual, tentunya didukung oleh tim HELM dan penasihat PRA. Menurut Prof. Siti Herlinda, "Awalnya kami mengembangkan rencana induk penelitian, kemudian kami menyusun panduan mutu untuk penelitian, dan akhirnya untuk mengevaluasi mutu penelitian ini kami mewujudkan kode etik penelitian yang lebih spesifik."
PRA adalah bagian dari program pengembangan kapasitas jangka panjang untuk mengatasi tantangan yang terkait manajemen. PRA didorong oleh prakarsa lokal dan didukung oleh sumber daya masing-masing universitas selama pelaksanaannya, dengan cara menilik tantangan-tantangan dalam lembaga tinggi, mereka melaksanakan penelitian untuk mencari jalan keluar terhadap tantangan, juga menggagas penelitian. "Pelaksanaan metodologi PRA bukan hanya merujuk pada hasil, tetapi juga memperhatikan pada proses kerja yang melibatkan banyak orang demi suatu perubahan," kata Martha Silalahi.
Higher Education Leadership and Management adalah proyek lima tahun USAID bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (RISTEK-DIKTI), melalui pendekatan holistik dan inovatif. Tujuannya untuk memperkuat kepemimpinan dan kapasitas pengelolaan sektor pendidikan tinggi Indonesia melalui empat bidang utama (kepemimpinan, keuangan, penjaminan mutu, dan kerja sama). USAID HELM bekerja sama dengan 50 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
|