BERITA DAN INFORMASI

Wujud Mimpi Anak Petani ke Amerika

Selasa, 18 Agustus 2015 | [121683 Dibaca]

Orang bilang, jangan berhenti bermimpi. Tetapi bagi anak petani ini, konsisten mewujudkan mimpi meraih beasiswa ke Amerika Serikat adalah tantangan terbesar. Apalagi jika perjalanannya menggapai cita-cita itu selalu dirundung kegagalan.

Sejak belia, Robinson Sinurat memiliki mimpi besar menampuh studi di Negeri Paman Sam dengan beasiswa. Namun, minimnya kondisi keuangan keluarga membuat dia kesulitan. Bahkan untuk pergi dan memulai kuliah S-1 di Universitas Sriwijaya (Unsri) saja, orangtuanya harus meminjam uang.

Robinson memulai perantauannya menuntut ilmu di Kota Pempek pada 2009. Kala itu dia diterima di Unsri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Keterbatasan finansial memaksanya mencari pekerjaan tambahan selama kuliah. Mengingat daerah yang masih asing dan statusnya yang masih mahasiswa baru, Robinson hanya mampu mendaftar program beasiswa di kampus. Berbekal nilai bagus sejak SMA, Robinson pun berhasil mendapatkan beasiswa. Bahkan beasiswa itu dia pertahankan hingga lulus menjadi sarjana.

Meski begitu, dia tetap mencari pekerjaan tambahan mengingat uang beasiswa tidak besar guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Robinson menjadi guru di salah satu lembaga bimbingan belajar (bimbel) untuk jenjang SD pada semester tiga. Dia lalu dipercaya mengampu kelas bagi siswa SMP dan SMA hingga akhirnya berhenti di semester empat karena kesibukan kuliah dan kegiatan kampus makin padat.

Di bimbel ini, Robinson bertemu teman dekat yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri. Sang temanlah yang memperkenalkan Robinson dengan seseorang yang pernah mendapat beasiswa belajar di Amerika Serikat.

"Saya merasa bahwa mimpiku itu sudah dekat. Saya dibimbing dan disarankan untuk mendaftar. Tetapi, saya tidak lulus karena nilai bahasa Inggrisku masih belum cukup. Tuhan menyuruhku untuk belajar lebih keras lagi," tutur Robinson dalam surat elektroniknya kepada Okezone, belum lama ini.

Ternyata, kata Robinson, mendapat beasiswa tidak sesederhana membalikkan telapak tangan. Kegagalannya melecut semangat untuk lebih rajin belajar bahasa Inggris meski hasilnya juga belum optimal. Walaupun demikian, kesibukan di berbagai organisasi serta kegiatan kepemudaan dan sosial mengantarkannya menjadi perwakilan kampus dalam beragam acara bertaraf internasional. Kala itu, Robinson membawa nama Unsri dalam Indonesian Young Change Maker Summit 2012 di Bandung dan menjadi ketua delegasi dalam acara International Youth Program 2012 di Malaysia.

"Ini adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di luar negeri. Saya bangga menjadi perwakilan universitas dan Indonesia serta mendapat dukungan penuh dari pihak kampus," imbuhnya.

Gagal di kesempatan pertama tidak menyurutkan semangat Robinson menggapai mimpinya. Dia rajin bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang berhasil meraih beasiswa di Amerika, serta terus mencoba peruntungannya. Setiap tahun, setidaknya mulai 2012, Robinson selalu berusaha mendaftar berbagai program beasiswa ke negara adidaya tersebut. Setiap tahun juga, dia selalu gagal. Tetapi, kata Mahasiswa Berprestasi FMIPA Unsri 2013 ini, selalu saja ada pengganti dari setiap ketidaklulusannya menembus seleksi berbagai beasiswa ke negeri impiannya.

"Mungkin inilah hadiah dari Tuhan bagi orang yang mau berjuang dan tidak patah semangat untuk meraih mimpinya," imbuhnya.

Robinson memaparkan, ketika gagal pada 2012, dia berhasil meraih prestasi sebagai Wakil Duta Bahasa Provinsi Sumatera Selatan dan menjadi delegasi kampus dalam acara

nasional bernama Forum Indonesia Muda. Tahun berikutnya, kegagalannya diganti dengan menjadi perwakilan Indonesia pada Asian Youth Exchange 2013 dan delegasi Indonesia pada Global Peace Convention 2013 di Kuala Lumpur.

Di tahun terakhir studinya ini pulalah Robinson aktif membuat berbagai kegiatan sosial kepemudaan sesuai mimpi lainnya, melakukan sesuatu untuk kampus dan lingkungan. Global Peace Volunteer Camp Asia-Pacific Regional Camp, The Power of Rupiah Universitas Sriwijaya, Sahur on the Road, dan Save Musi adalah beberapa contoh kegiatan sosial yang dihelatnya.

"Kegiatan ini kulakukan supaya para pemuda dan masyarakat umum bisa saling membantu dan peduli terhadap sesama," tuturnya.

Dari segi pekerjaan, Robinson termasuk beruntung. Dia mendapatkan posisi sebagai koordinator program kegiatan kepemudaan dan pemberdayaan masyarakat di salah satu LSM internasional hanya lima hari setelah wisuda pada medio 2014. Tentu saja, semangat mewujudkan mimpi kuliah di Amerika dengan beasiswa masih menyala meski dia sudah bekerja. Namun, seperti sebuah tradisi, dia kembali gagal ketika mendaftar di tahun tersebut. Dan seperti tradisi pula, dia mendapat pengganti dengan menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam acara Asia-Pacific Youth Training on Civic Participation dan Global Media Forum 2014 di Bali.

Di titik ini, Robinson mulai putus asa dan ingin berhenti bermimpi meraih beasiswa. Tetapi, hati kecilnya melarang dia menyerah. Tahun berganti, Robinson pun masih berupaya mendaftar berbagai program beasiswa. Tidak lupa, doa orangtua selalu dimintanya.

"Doa dan dukungan dari orangtuaku yang selalu menguatkanku," imbuhnya.

Ketika upayanya masih tidak membuahkan hasil, semangatnya surut. Meski mendapat ganti sebagai salah satu dari 10 pemimpin muda Indonesia dalam pelatihan tentang perdamaian di Filipina yaitu YSEALI United for Peace 2015, Robinson merasa tidak layak menginjakkan kaki di Amerika.

Robinson tidak lama terpuruk. Dia akhirnya menyadari rezeki setiap orang berbeda-beda. Mungkin, katanya, dia harus mencoba berkali-kali sebelum meraih keberhasilan. Keikhlasan ini memantik kembali api semangatnya. Dia kembali berjuang dan mendaftar ke program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) on Civic Engagement. Ini adalah program berkelanjutan dari Presiden Barack Obama yang diluncurkan pada tahun 2013 lalu untuk para pemimpin muda di negara ASEAN. Kabar kelulusan pada program tersebut diterima Robinson tepat di hari ulang tahunnya, 20 Juli.

"Ini adalah hadiah terindah dari Tuhan untukku. Saya sangat bahagia dan rasanya terbayar sudah perjuangan selama ini. Penantian dan perjuangan selama kurang lebih empat tahun ini terbayar sudah. Benar kata pepatah bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha," paparnya.

Anak petani itu akan menetap lima minggu di negara impiannya. Dia akan menjalani program kuliah singkat di University of Nebraska Omaha, pada 26 September hingga 31 Oktober 2015 serta mengikuti kegiatan penutupan program di Washington DC.

Perjalanan panjang meraih beasiswa impian mengingatkan Robinson untuk tidak menyerah mewujudkan mimpi. Konsistensi dalam berjuang, memperbaiki diri, belajar dari setiap kegagalan dan berdoa harus selalu dijalani.

"Bayangkan saja kalau kegagalan yang sekarang ini adalah kegagalan terakhir kita sehingga kita selalu bersemangat untuk tetap berusaha. Bayangkan jugalah bahwa tinggal selangkah lagi untuk meraih mimpi itu. Jadi selalu termotivasi untuk tetap memelihara mimpi yang ada dan berusaha untuk meraihnya. Bermimpi, berjuang, dan berdoa," pungkasnya.

 

dikutip dari: okezone.com



Berita dan Informasi Lainnya:

22 November 2019 UNSRI DAPAT PENGHARGAAN DARI KANWIL DJP SUMSEL
22 November 2019 UNSRI KEMBALI RAIH PENGHARGAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
22 November 2019 UNSRI RAIH WTP
20 November 2019 USUNG TEMA SOCIETY 5.0, FAKULTAS EKONOMI UNSRI KEMBALI GELAR SEABC KE-5
18 November 2019 SENI DUL MULUK DAN CULTURAL NIGHT MERIAHKAN MALAM PUNCAK DIES NATALIS KE 59 UNSRI
13 November 2019 WORKSHOP PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN VISI, MISI, DAN VISIUM MENUJU UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNGGUL
12 November 2019 MAHASISWA UNSRI RAIH JUARA PERTAMA DESAIN LOGO AIMS 2019
08 November 2019 UNSRI TERIMA KUNJUNGAN DELEGASI MAHSA UNIVERSITY MALAYSIA
06 November 2019 FH UNSRI SUKSES JADI TUAN RUMAH 4TH INTERNATIONAL CONFERENCE OF ISLAMIC LAW IN INDONESIA
06 November 2019 DIES NATALIS KE 59 UNSRI TERUS BERINOVASI
31 Oktober 2019 FH UNSRI GELAR KONFERENSI NASIONAL HUKUM PIDANA
31 Oktober 2019 MTQ, SALAH SATU RANGKAIAN DIES KE LIX UNIVERSITAS SRIWIJAYA
30 Oktober 2019 UJIAN DINAS, UJIAN P3 DAN UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN UNSRI
30 Oktober 2019 DIES NATALIS KE 59 FAKULTAS EKONOMI UNSRI BERLANGSUNG MERIAH
29 Oktober 2019 PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA, UNSRI GELAR KULIAH UMUM ANTI RADIKALISME
29 Oktober 2019 UNSRI PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA KE 91 BERSATU KITA MAJU
29 Oktober 2019 BERBAGAI PERLOMBAAN DI GELAR DALAM RANGKA DIES NATALIS UNSRI KE 59
25 Oktober 2019 LOMBA SENAM AEROBIK
25 Oktober 2019 UNSRI GELAR FESTIVAL LAYANG-LAYANG
22 Oktober 2019 UNSRI BERI PENYULUHAN HUKUM PADA PELAJAR DI LAHAT