BERITA DAN INFORMASI |
Tim Scaning LJUN Dari Universitas Sriwijaya Diisolasi Selama 10 Hari
Minggu, 19 April 2009 | [10879 Dibaca]
Sebanyak 10 dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) yang ditugaskan sebagai tim scaning Lembar Jawab Ujian Nasional (LJUN) diisolasi selama 10 hari. Selama bekerja, Mereka dilarang berkomunikasi ke luar, termasuk membawa ponsel. Aktivitas istirahat, makan dan minum hanya dilakukan di ruang posko Pusat Pelayanan Jasa Ketenagakerjaan (PPJK) atau Baliteks, Unsri. Tim ini berwenang penuh terhadap hasil UN siswa SMA/MA se-Sumbagsel, termasuk Bangka Belitung. Mereka mulai berkerja sejak pukul 10.00 Senin (20/4) besok. Pengisolasian ini dilakukan agar hasil UN benar-benar murni kerja siswa tanpa ada tendesius dari pihak manapun, termasuk guru serta civitas Dinas Pendidikan Kabupaten/kota. Hal ini diungkapkan Penanggung Jawab Pengawas Unsri untuk Ujian Nasional SMA/MA Sumsel, Dr Anis Saggaf MSCE, Sabtu (18/4). Dirinya mengatakan tindak isolasi untuk menjaga kredibilitas PTN, sebagai lembaga yang ditunjuk resmi oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP). Lembaganya harus membuktikan objektivitas hasil ujian, kejujuran proses pelaksanaan. Karena itu, sekecil apapun bentuk kecurangan akan menjadi penilaian bagi PTN itu sendiri. "Objektivitas dan kejujuran hasil UN, itu yang kita utamakan sehingga perlu dilakukan tindak isolasi," kata Anis seraya mengakui tim scaning adalah dosen pilihan yang kredibilitasnya telah teruji. Batas kerja tim scaning, lanjut Anis, usai soal diterima maka tim ini akan langsung mengolah data peserta UN sesuai daftar hadir. Bila jumlahnya LJUN yang diserahkan lengkap maka baru dilakukan pen-scaning-an satu persatu. Baliteks sendiri menyiapkan 10 mesin scaning berteknologi muktahir. Begitu semua LJUN usai diproses maka hasil scaning langsung dikirimkan ke BNSP, atau empat hari sesudah UN. "Ingat tim ini hanya men-scaning, bukan mengolah data atau melakukan penilaian, itu sepenuhnya hak BNSP," tegas Anis. Anis juga mengatakan, Unsri pada pelaksanaan UN kali ini mengerahkan 511 dosen. Mereka dibagi dalam empat tim, yakni tim utama scaning berjaga di PPJK, tim kedua sebanyak 426 dosen akan ditugaskan sebagai pengawas Sekolah se-Sumsel. Tiap sekolah akan diawasi satu dosen. Tim ketiga beranggotakan 45 Dosen sebagai koordinator pengawas di 15 Kabupaten/Kota. Masing-masing Kabupaten/kota akan dijaga tiga dosen kordinator pengawas. Sedang tim keempat berjumlah 30 Dosen, tugasnya adalah mengevakuasi LJUN agar aman sampai ke Baliteks. "Proses pengawalan pengembalian LJUN akan disiagakan dua mobil pengangkut di tiap-tiap Kabupaten/Kota, dengan kawalan sekitar 60 polisi," kata Anis seraya menegaskan tiap hari tim ini akan bolak-balik mengantar LJUN ke Palembang. Saat proses pelaksanaan UN, semua anggota tim akan dibekali berita acara penilaian. Anis menjelaskan penilaian itu berupa aksi-aksi kecurangan di lapangan, misal ada guru yang memberikan bocoran pada siswa, sistem silang murni tidak dijalankan, ada alat hitung masuk ruang ujian, peserta saling contek, guru mata pelajaran awasi ujian, segel soal dibuka. "Pokoknya tindak tanduk guru dan peserta di luar Sistem Operasional Prosedur(SPO) akan ditulis," kata Anis. Nantinya semua bentuk laporan kecurangan akan dikirimkan ke BNSP untuk dilakukan penindakan. Diharapkan Anis, dengan sistem UN seperti ini maka citra pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik serta mampu menjaga nama baik sekolah dengan menjunjung tinggi obyektivitas. Download attachment: Tim Scaning LJUN Dari Universitas Sriwijaya Diisolasi Selama 10 Hari - |