BERITA DAN INFORMASI |
Dies Natalis Unsri ke-53: Lima Puluh Tiga Tahun Unsri Berjuang Membangun Bangsa
Minggu, 10 November 2013 | [13322 Dibaca]
Demikian diungkapkan Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Dr. Badia Perizade, MBA pada acara puncak Dies Natalis Unsri ke-53 yang bertema Semangat Berkarya untuk Indonesia dengan orasi ilmiah oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di Gedung Auditorium Unsri Indralaya, 04 November 2013. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Dies, antara lain kegiatan ilmiah, pertandingan olah raga antar fakultas, hiburan dengan berbagai lomba, dan malam kesenian. Kegiatan ilmiah meliputi seminar nasional Lahan Suboptimal, seminar hasil-hasil penelitian dosen, dan orasi ilmiah oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa. Lomba yang terdiri dari lomba kebersihan dan lomba Family Gatering. Pertandingan olah raga antara lain Bulu Tangkis, Tenes Meja, Futsal, Bola Basket, Sepakbola, dan Catur. Malam kesenian yang dilaksanakan pada puncak acara Dies.
Prof. Dr. Badia Perizade, MBA dalam laporanya mengatakan bahwa sudah 53 tahun Unsri berjuang bersinergi melalui perannya masing-masing untuk membangun bangsa dan negara untuk kejayaan masa depan bangsa Indonesia. Sejak berdirinya Unsri yang tadinya hanya memiliki tiga fakultas di Kampus Bukit Besar Palembang, saat ini sudah menjadi beberapa kampus di antaranya dua kampus besar, yakni Kampus Unsri Indralaya dan Kampus Unsri Bukit Besar dengan 10 fakultas yang terdiri dari 90 Program Studi, yaitu 5 program studi S0, 50 program studi S1, 19 program studi S2, empat program studi S3, 10 Program Studi Spesialis Satu (Sp1), satu Program Studi Spesialis 2 (Sp2), dan tiga Program Profesi.
Unsri juga sudah menghasilkan 89.896 alumni yang sudah berkiprah di berbagai instansi pemerintah maupun swasta baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Sedangkan mahasisiwa yang masih aktif sebanyak 28.342 orang dengan 1.114 dosen yang terdiri dari 226 dosen berpendidikan S3, 754 dosen berpendidikan S2, 134 dosen berpendidikan S1, dan 59 orang Guru Besar.
Hatta Rajasa dalam orasi ilmiahnya yang betema Berkarya untuk Bangsa menyampaikan berbagi pandangannya tentang upaya kebangsaan dalam menyikapi persaingan di era global dengan mencermati tantangan dan dinamika pembangunan ekonomi global dan pemantapan peran inovasi sebagai pilar penopang daya saing pembangunan ekonomi untuk mendukung kinerja pembangunan yang tangguh secara berkelanjutan.
Ia mengatakan bahwa kecenderungan utama pembangunan ekonomi di era global sekarang ini, yaitu makin terintegrasinya ekonomi secara global. Peningkatan integrasi, dicirikan dengan makin banyaknya kerjasama ekonomi, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral, seperti forum WTO dan APEC di ranah global dan forum ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) dan ASEAN Economi Community untuk di wilayah regional. Makin besarnya intervensi dan makin dalamnya penetrasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di semua ranah pembangunan ekonomi.
Menurut Hatta Rajasa, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi faktor pokok yang menentukan produktifitas, kualitas daya saing, serta intensitas kompetisi pembangunan ekonomi. Makin meningkatnya tuntutan pengarusutamaan kelanjutan peradaban di semua ranah pembangunan. Makin mendesaknya peningkatan peran pembangunan ekonomi dalam mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki kemakmuran global.
Pada kesempatan itu juga, Hatta Rajasa mengatakan, sebagai bagian dari upaya penumbuhkembangan inovasi, perguruan tinggi memiliki beberapa peran yang sangat signifikan, yaitu sebagai pencipta benih-benih inovasi dan sebagai penyemai budaya berinovasi. “Perguruan tinggi yang mengedepankan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat, sesuai amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah sebuah konstruksi-sosial yang mampu menumbuhkan budaya berinovasi bagi warga bangsa. Kegiatan riset dan penelitian yang selalu di gulirkan di lingkungan perguruan tinggi mencetak warga bangsa dengan pola pikir dan mentalitas yang memahami peran penting dari kegiatan-kegiatan itu di beragam kegiatan pembangunan.
Lebih lanjut, Hatta Rajasa mengatakan, mentalitas seperti itu mempercepat penumbuhan budaya berinovasi di kalangan masyarakat luas.
“Kita telah memiliki dokumen masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025 atau MP3EI. Melalui MP3EI kita percepat transformasi pengelolaan pembangunan ekonomi dari efficient driven economy di saat ini, menjadi innovation driven economy di beberapa tahun mendatang,” katanya.
Hatta Rajasa berharap agar sivitas akademika Unsri tetap bersemangat dan tetap optimis dalam menyikapi kinerja pembangunan ekonomi. “Pemerintah telah memiliki rencana dan target yang jelas, konkrit, dan sistematis untuk mempercepat pencapaian kemandirian ekonomi. Ke depan diharapka kepeloporan saudara di berbagai ranah pembangunan. Cetuskan langkah-langkah terobosan. Jadilah bagian dari solusi dalam mengatasi beragam tantangan pembangunan.
Saya juga mengajak Unsri agar dapat ikut menyukseskan MP3EI utamanya pembangunan koridor ekonomi Sumatera yang mengusung tema besar, Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Berikan masukan dalam peningkatan kemitraan pemerintah dengan swasta serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadikan dukungan saudara dalam menyukseskan pembangunan koridor Sumatera itu, sebagai akses untuk memantapkan postur Unsri sebagai World Class University,"ujar Hatta Rajasa.
Puncak acara Dies dihadiri para dosen, karyawan, mahasisiwa, dan para undangan lainnya dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta yang ada di Sumatera Selatan. Acara ini ditutup dengam malam kesenian di Gedung Pascasarjana Unsri Bukit Besar pada malam harinya. (Yo*)
|