BERITA DAN INFORMASI |
Armando Mahler, Alumni yang Bagai Kacang Tak Lupa Kulit
Senin, 12 Oktober 2009 | [10940 Dibaca]
Lama tak terdengar kabarnya, Presdir PT Freeport Indonesia (PTFI) Ir Armando Mahler (54) ada di tribun utama Bumi Sriwijaya, Sabtu (9/10) sore. Dengan antusias, Mando mengikuti acara demi acara POMNAS XI. Pikirannya melayang jauh ke 30 tahun silam. "Dulu tahun 79 saya jadi seksi repot di kepanitiaan POM. Saking berkesannya bisa ikut jadi panitia saya masih simpan kaos POM. Buat kenang-kenangan. Juga ikut mengingatkan dari olahraga saya belajar banyak,"kata Mando, putra asli Kayuagung, dalam perbincangan yang hangat. Dulu sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan Unsri, Mando memang masuk dalam kepanitiaan POM. Rupanya kenangan itu sangat membekas. Terutama dalam belajar berorganisasi. "Banyak orang mengira dari kegiatan olahraga hanya akan didapatkan manfaat tubuh yang bugar saja. Padahal tidak hanya itu," ulas Mando. Dari kegiatan olahraga, kata Mando, kita dapat belajar ilmu manajemen. Mulai dari analisa, perencanaan, tindakan, evaluasi, sampai follow up. "Kita pun akan terbiasa mengolah waktu, membangun team building yang solid. Tanpa disadari kita para pelaku olahraga terbiasa mengolahragakan pikiran kita,"tambah Mando. Prinsip-prinsip manajemen seperti ini, lanjutnya, kelak akan berguna saat memasuki dunia kerja. Armando mengaku sudah merasakan manfaatnya. "Saya bisa sampai pada posisi seperti sekarang ini juga berkat olahraga,"kata pemegang sabuk hitam olahraga beladiri kempo itu. Dan, kemarin Mando datang ke Palembang dengan oleh-oleh. Ia menyumbangkan 3.000 lembar kaos untuk seluruh peserta POMNAS XI. "Saya sengaja menyempatkan diri jauh datang dari Timika untuk acara ini. Saya mau bilang saya kacang yang tidak lupa kulitnya,"tambah ayah tiga putri itu. Dalam waktu dekat, Mando kembali akan datang ke Palembang untuk launching bukunya. Berjudul "The Art of Practical Leadership". Dijadwalkan, buku itu akan diluncurkan 26 Oktober di Jakarta. Dua hari kemudian launching di Palembang. Melalui buku yang ditulis selama 6 bulan di tengah kesibukan yang luar biasa padat itu, Mando membagi pengalamannya tentang kepemimpinan. "Saya tidak bergelar MBA atau semacam itu. Saya banyak ditempa pengalaman hidup. Buku ini berisi tentang pengalaman kepemimpinan yang alami," kata Mando yang kenyang pengalaman merintis karier di PTFI. Suami Fanny Mahler itu dikenal memiliki 70 lisensi atau surat izin mengoperasikan berbagai alat pertambangan dengan satu lisensi berlaku untuk satu alat. Di antaranya lisensi sebagai juru ledak. Kita tunggu saja seperti apa buku yang ditulis seorang Armando Mahler. |