BERITA DAN INFORMASI |
Universitas Sriwijaya Dipersiapkan Masuk 500 Besar Versi THES (Time Higher Education Supplement)
Senin, 15 Juni 2009 | [11024 Dibaca]
Mulai bulan ini adalah musim perguruan tinggi negeri (PTN) menjaring mahasiswa baru. Di kancah dunia internasional, sejumlah PTN terus berusaha menaikkan peringkat. Kampus mana yang paling tinggi? Soal pemeringkatan (ranking) PTN, jangan tanyakan kepada Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Penidikan Tinggi). Sebab, mereka memang tak melakukan itu. "Supaya jeruk tidak makan jeruk," kata Dirjen Dikti Fasli Jalal beralasan. Selanjutnya, urusan pemeringkatan lantas diserahkan kepada lembaga independen. Di Indonesia, lanjut Fasli, belum ada lembaga independen yang memeringkat PTN. Di kancah internasional, tiap tahun dirilis hasil world class university rank. Setidaknya ada tiga lembaga internasional yang melakukan pemeringkatan. Pertama, versi Time Higher Education Supplement (THES), kedua versi Webometrics dan ketiga Shanghai Jiaotong University (SJU) dari Tiongkok. THES, lembaga swasta dari Inggris, memeringkat perguruan tinggi tingkat dunia. "Tahun ini THES juga mulai memperkenalkan Asia," terang Fasli. Lembaga internasional itu me-ranking 500 besar universitas terbaik. Pada 2005, hanya ada tiga universitas Indonesia masuk daftar 500 besar versi THES. Yaitu, Universitas Gadjah Mada (UGM) menempati peringkat ke-341, ITB (Institut Teknologi Bandung) ke-408, dan Universitas Indonesia (UI) peringkat ke-420. Baru pada 2006, Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menembus 500 besar menyusul tiga universitas sebelumnya. Tahun berikutnya (2007), IPB (Institut Pertanian Bogor) dan Universitas Airlangga (Unair) menyusul masuk ke 500 besar. Tetapi, setahun berikutnya (2008), baik Undip, Unair, maupun IPB kembali gagal masuk 500 besar. Lain halnya dengan penilaian versi Webometrics. Lembaga internasional itu me-ranking perguruan tinggi (PT) di dunia dengan melihat tampilan website dan seberapa banyak orang mengakses web PT yang dinilai. Penilaian itu melibatkan variasi file yang ditampilkan, kedalaman content, maupun kualitas tampilan web. Jika melihat pemeringkatan yang dirilis Webometrics, posisi Unair sejak 2006 hingga 2008 selalu berada di peringkat kedelapan di antara sejumlah PTN di Indonesia. Secara berturut-turut, dari peringkat pertama hingga ketujuh adalah UGM, ITB, UI, Unibraw, IPB, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Hasanuddin (Unhas). Jadi, melihat data itu, dengan Unhas pun, Unair kalah. Masih menurut Webometrics, menurut data per Januari 2009, peringkat Unair masih tetap di urutan kedelapan. Padahal, pada saat itu, ITS naik menjadi peringkat keempat. Pada 2008, ITS di peringkat ke-2.981, per Januari 2009 naik menjadi peringkat ke-1.762. UNS (Universitas Sebelas Maret) yang sejak 2006 hingga 2008 tak masuk delapan besar PTN di Webometrics, per Januari 2009 langsung menyalip Unair. Jika Unair di peringkat ke-2.672, UNS menempati peringkat ke-2.159. Lembaga lain yang juga mengadakan pemeringkatan secara internasional adalah Shanghai Jiaotong University (SJU), Tiongkok. Indikator yang disyaratkan mirip dengan THES. Bedanya, SJU mematok syarat yang cukup sulit untuk ditembus PT di Indonesia. Yaitu, PT yang bisa mendapatkan ranking adalah mereka yang dosennya pernah memenangkan nobel. "Atau, paling tidak lulusannya. Dengan syarat itu, belum satu pun PT kita berhasil menembus versi SJU," jelas Fasli. Jika berpijak kepada versi THES, tren PTN Indonesia dalam menembus world class university secara umum masih fluktuatif. Fenomena itu bisa diamati untuk UGM, ITB, dan UI. Tren yang ditunjukkan UI dua tahun ini relatif lebih baik. Sebab, pada 2007, UI berada di posisi 395. Namun, tahun berikutnya (2008), mereka berhasil melompat hingga ke peringkat ke-287. Hal itu sekaligus menempatkan UI masuk daftar 50 besar terbaik tingkat Asia. Fasli mengatakan, Dikti akan terus mendorong PTN yang sudah menapak level tinggi bisa terus naik peringkatnya. Atau, minimal mempertahankan ranking-nya. "Dunia pendidikan penuh dinamika. Semua universitas di dunia terus berbenah dan berkompetisi," ungkapnya. Agar PTN Indonesia bisa menembus pemeringkatan versi THES, Dikti telah memberikan sejumlah bantuan. Terutama berbagai beasiswa untuk menarik mahasiswa asing belajar ke Indonesia. Saat ini Dikti telah menjalin kerja sama secara konstan bersama negara-negara Afrika dan Asia. Terutama untuk program pascasarjana. Selain itu, Dikti akan terus mendorong agar ITB, UI, dan UGM meningkatkan riset para dosen dan mahasiswanya. Sebab, riset menjadi salah satu kekuatan tiga PTN tersebut. "Mereka sudah banyak melakukan riset. Tinggal bagaimana terus memublikasikan karya-karya itu," ungkapnya. Selain tiga PTN tersebut, Dikti bakal mempersiapkan 10 PTN lain untuk menembus 500 besar versi THES. Yaitu, Unpad (Universitas Padjadjaran), UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, USU (Universitas Sumatera Utara), Unair, UNS, Unhas, UNJ (Universitas Negeri Jakarta), Universitas Udayana, Unsri (Universitas Sriwijaya), maupun Unes (Universitas Negeri Semarang). Sebab, dalam kurun waktu dua tahun ini, Dikti menargetkan dua PT berhasil menembus 200 besar versi THES. Dua PT menembus 300 besar dan dua PT di posisi 400 besar. Sementara untuk versi Webometric, Dikti akan berkonsentrasi membenahi sistem ICT (information and communication of technology) di semua perguruan tinggi. Baik negeri maupun swasta. Sebab, target Dikti adalah meloloskan PTS di peringkat 1.000 besar. "Berbagai sarana maupun pelatihan tentang ICT akan terus kami lakukan," ujarnya. Intinya, kata dia, tidak ada dikotomi untuk mengembangkan PTN maupun PTS. "Semua kami dorong untuk menuju yang terbaik," ujar pejabat asli Sumatera Barat itu. Bersiap Diri, Unsri Bentuk TimUniversitas Sriwijaya (Unsri) dipersiapkan Dikti untuk menembus peringkat 500 besar merupakan angin segar bagi peningkatan kualitas pendidikan di Sumsel. Sebelumnya, berbagai upaya telah dilakukan Unsri untuk menjadi World Class University. Rektor Unsri Prof Badia Parizade melalui Pembantu Rektor (Purek) I Unsri, Prof Zulkifli Dahlan DEA mengatakan, secara bertahap Unsri telah mempersiapkan diri untuk dapat menembus posisi tersebut. Guna menembus World Class University memang perlu dipersiapkan beberapa hal. Mulai dari meningkatkan daya minat mahasiswa asing untuk belajar di Unsri, meningkatkan proses belajar mengajar dengan membentuk kelas khusus serta mendatangkan dosen-dosen dari luar negeri sebagai staf pengajar. "Saat ini segala sesuatunya tengah kita persiapkan menuju ke arah sana. Bahkan kita juga telah membentuk tim dengan tujuan agar persiapannya lebih maksimal. Termasuk melakukan sharing dengan PTN-PTN yang telah dahulu berhasil menembus posisi tersebut," ujar Zulkifli, kemarin. Ditambahkannya, Unsri saat ini juga sedang menggiatkan para dosen dan mahasiswa untuk terus melakukan penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian tersebut tidak hanya dipublikasikan dikalangan sendiri dan masyarakat kampus dalam negeri, tapi juga dipublikasikan pada forum-forum internasional. "Hasil penelitian itu tidak hanya dipublikasikan tapi akan kita dipatenkan sehingga punya kekuatan hukum," pungkasnya. Download attachment: Universitas Sriwijaya Dipersiapkan Masuk 500 Besar Versi THES - |