PENDIDIKAN

Komputer dan Pendidikan

Jumat, 05 Desember 2008 | [13703 Dibaca]

Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Sala satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia ( dan di seluruh dunia ). Mengingat sekitar 20-30 % dari lulusan SMU di seluruh wilayah Nusantara ini yang melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, dan dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia, maka dibutuhkan suatu tanggung jawab yang besar terhadap system pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemahiran komputer bagi para siswa kita.

Biaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan belajar komputer di sekolah akan mahal.

  • Bagaimana pemerintah akan mampu membiayai pembangunan ini ?
  • Memberikan apa yang dibutuhkan, bagaimana pemerintah dapat mengelak untuk tidak membiayai pembangunan ini?
  • Apakah pemerintah harus membiayai secara penuh untuk pembangunan ini? Dalam menghadapi masalah ini beberapa sekolah swasta dan negeri yang telah mengambil langkah maju. Pada beberapa sekolah mereka telah membangun hubungan yang sangat erat dengan masyarakat setempat dan melakukan sebuah lompatan yaitu dengan mengundang para masyarakat penyumbang untuk membangun fasilitas dasar komputer. Sekolah ini telah membuktikan bagaimana mengatasi salah satu masalah terbesar dalam pengenalan teknologi ke sekolah-sekolah di Indonesia secara berkesinambungan. Keefektifan system yang berkesinambungan ini sudah tumbuh lama ketika masyarakat setempat memahami bagaimana pentingnya teknologi bagi anak-anak mereka. Dalam hal ini kami telah mempelajari bahwa, sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas cenderung berkembang secara teratur dan juga meningkatkan dukungan dari masyarakat setempat.

Kesinambungan adalah faktor utama. Pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup lama dan jarang sekali menunjukkan perkembangan. Persyaratan mengenai laboratorium bahasa adalah contoh yang umum. Biasanya ada enam masalah utama, yaitu:

  • Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia.
  • Pelatihan biasanya terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap.
  • Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya.
  • Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal
  • Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia
  • Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif.

Masalah-masalah ini menjadi lebih luas dalam hal komputer karena tingkat keahlian yang diminta untuk mengembangkan dan merawat fasilitas tersebut sangat tinggi serta kemahiran komputer mempunyai nilai jual yang sangat tinggi pula. Saran untuk memberi pelatihan karyawan di sekolah tidak berlaku dalam konteks yang ada saat ini. Karena siapa saja yang mengembangkan diri untuk mencapai posisi tingkat ahli, mereka di sektor komersil dapat menghasilkan sepuluh kali lipat dari apa yang mereka dapat di sekolah, jadi mungkin saja mereka akan menghabiskan waktu dengan pekerjaan dari luar kantor (hal ini juga menjadi masalah pada karyawan yang memiliki kemampuan di bidang jasa umum).

Bagaimana caranya di beberapa sekolah berhasil membeli komputer, yang mahal dan memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi?

Hanya sedikit sekolah yang berlokasi dilingkungan yang makmur, di mana kelompok orang tua-guru dapat mencapai sejumlah besar uang secara mudah. Walaupun begitu beberapa sekolah yang lain berada di tengah lingkungan di mana tingkat social-ekonominya rendah, tetapi mereka juga berhasil mencapai tingkat yang sama dalam hal pencapaian di bidang pengembangan komputer dan fasilitas lain di lingkungan sekolah mereka. Dua contohnya yaitu SMUN 2 Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta dan SMUN 23 di Bandung, Jawa Barat. Pendekatan awal yang dilakukan mereka terhadap pengembangan sekolah adalah serupa tapi tak sama. Keduanya menyusun kerberhasilan mereka dengan cara kooperatif dan bekerjasama dengan masyarakat setempat. Walaupun demikian SMUN 2 di Wonosari bergantung kepada penentuan dan pengembangan dari para karyawan itu sendiri. Sedangkan SMUN 23 di Bandung berinisiatif menentukan programnya melalui peranan enterprenur dan mendapatkan sumbangan dari masyarakat dan industri.

Tanpa mengindahkan cara pendekatan yang di tetapkan, sekolah anda dapat memutuskan untuk mengambil beberapa butir penting, yaitu sekolah harus benar-benar obyektif, berkomunikasi pro-aktif terhadap tujuan tersebut, menguntungkan masyarakat setempat dan harus terbuka serta 100 % transparan. Hal ini penting sekali bahwa pengembangan harus direncanakan dengan seksama sehingga meningkatkan kwalitas lulusan pendidikan bagi siswa dapat secara mudah dibicarakan dengan masyarakat. Akan mengherankan sekali jika melihat berapa jumlah dukungan ekstra yang akan dicapai dari masyarakat apabila dibangun suatu "kepercayaan" dan mereka "memahami" akan keuntungannya bagi anak-anak mereka.

Peralatan - perangkat keras apa saja yang diperlukan?

Peraturan yang ada sekarang ini, membatasi jumlah maksimum per kelas untuk 48 siswa. Sementara itu untuk kebutuhan ideal tersebut diperlukan 48 komputer, hal ini menjadi target yang tidak realistis bagi semua sekolah di Indonesia saat ini. Beberapa sekolah telah menunjukkan kepada kami bahwa mereka memulai keberhasilan program ekstra-kurikuler sekolahnya hanya dengan jumlah komputer yang terbatas, melalui penjadwalan ketat. Penulis percaya bahwa target realistis terdekat dalam pertengahan waktu adalah menjadi 24 komputer. Pada kenyataannya hampir seluruh kelas berisi di bawah 48 siswa jadi angka perbandingan bagi siswa terhadap komputer tidak lebih dari 2 :1. Berbagi komputer selama masa awal tahap pelatihan komputer dapat memberikan keuntungan untuk membantu membangun rasa percaya diri dan juga memberikan kesempatan kepada siswa yang lebih mahir, sehingga mereka dapat membantu siswa yang lemah (meningkatkan efisiensi guru). Hal ini bukan berarti sekarang anda harus membeli 24 komputer. Anda bisa memulai program dasar ekstra-kurikuler hanya dengan 2 komputer. Yang terpenting adalah anda memiliki rencana, membuat pengaturan untuk melatih dan memepersiapkan karyawan anda, serta mulai untuk membicarakan masalah komputer tersebut. Penulis pernah mengajar kelas Internet hanya menggunakan satu komputer saja.

Desain Dasar Laboratorium Komputer

Tata Letak Tidak Bagus

Tata letak laboratorium ini sangat umum, namun demikian dari sisi pembelajaran hal ini terbatas sekali.

  • Jarak pandang siswa sangat rendah (khususnya dari bagian belakang).
  • Gurunya tidak bisa lihat kegiatan siswa.
  • Jalan bagi guru untuk bekerja dengan siswa secara individual sangat sukar.
  • Pemasangan kabel sangat sukar dan perlu kabel di bawah lantai (tidak mudah diubah).
  • Para siswa mudah sekali menabrak peralatan ketika masuk dan keluar (masalah kepercayan).
  • Jika salah satu computer memerlukan perhatian (atau perbaikan kecil) di muka kelas hal itu akan mengganggu semua siswa.


Tata Letak Bagus

 

Tata letak laboratorium ini jauh lebih baik dari sisi pembelajaran.

  • Para siswa dapat berputar di kursi mereka dan jarak pandang cukup baik.
  • Guru dapat memantau kegiatan semua siswa selama belajar.
  • Jalan bagi guru untuk bekerja secara individual dengan siswa sangat bagus.
  • Pemasangan kable sangat mudah dan mudah pula di modifikasi.
  • Para siswa tak berhubungan dengan kabel (di belakang) dan dapat di andalkan.
  • Jika ada komputer yang memerlukan perhatihan (atau perbaikan kecil) siswa lain tak terganggu.
  • Jika manapun ruang Anda cukup luas bagian tengah memungkinkan guru untuk mengajarkan prinsip-prinsip pada awal pelajaran atau untuk mengkaji ulang masalah umum yang banyak atau semua siswa menghadapinya, jauh lebih lewes.

Informasi Pendidikan Lainnya:

08 April 2013 JURNAL COMPUTER ENGINEERING AND APPLICATIONS (COMENGAPP) TELAH TERINDEKS DI DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNAL (DOAJ)
29 September 2012 MEMBANGKITKAN ATMOSFIR RISET UNSRI
12 Mei 2012 IAES JOURNAL [FREE OF CHARGES]
28 Februari 2012 INTERNATIONAL NEW MEDIA CONFERENCE - INMC-2012
28 Februari 2012 INTERNATIONAL CONFERENCE ON INTERDISCIPLINARY RESEARCH IN EDUCATION - ICOINE - 2012
17 Februari 2012 12TH INTERNATIONAL EDUCATIONAL TECHNOLOGY CONFERENCE IETC 2012
17 Februari 2012 3RD THE INTERNATIONAL CONFERENCE OF NEW HORIZONS IN EDUCATION-2012 (INTE-2012)
17 Februari 2012 ESD FORUM 2012 SUMMER UNIVERSITY PROGRAM IN TOKYO JAPAN
10 Oktober 2011 PUSRI BERI BEASISWA MAHASISWA FH UNSRI
10 April 2011 SNMPTN 2011 DIUMUMKAN 18 MEI
15 Maret 2011 PROGRAM PASCASARJANA UNSRI BUKA LIMA PROGRAM STUDI BARU
30 Juli 2010 POLITEKNIK SRIWIJAYA TERIMA 1.181 CALON MAHASISWA
03 April 2010 TAK ADA UU BHP, MENDIKNAS TETAP BENAHI KUALITAS PENDIDIKAN
16 Maret 2010 PERKETAT PENGAWASAN UN, KEMDIKNAS LIBATKAN POLISI DAN DOSEN
25 Februari 2010 120 SISWA SMA IKUTI OLIMPIADE KIMIA
15 November 2009 UN DUA KALI SETAHUN
31 Oktober 2009 2015, GURU HARUS S1
19 Oktober 2009 DANA PENELITIAN TURUN 39 PERSEN
16 September 2009 PERTAMINA KUCURKAN CSR PENDIDIKAN RP. 7M
07 September 2009 MAHASISWA MALAYSIA BERGURU MAZHAB KE RADEN FATAH