Sri Haryati Jadi Guru Besar Fakultas Teknik
Senin, 24 Oktober 2016 | [5075 Dibaca]
Universitas Sriwijaya (Unsri) kembali mengukuhkan guru besar, kali ini dalam bidang Ilmu Teknik Kimia pada Fakultas Teknik Unsri yaitu, Prof.Dr.Ir.Hj. Sri Haryati, DEA pada Senin, 24 Oktober 2016 di gedung serbaguna Program Pasca Sarjana Unsri Bukit Besar Palembang.
Pada rapat senat khusus terbuka unsri, ia menyampaikan pidatonya yang bertajuk “Peningkatan Nilai Tambah Sumber Daya Alam Hayati Dengan Implementasi Proses Agro Kimia Pada Teknologi Biorefinery”
Dalam pidato ilmiahnya ia menyampaikan fokus mendalami proses agro kimia pada tumbuh-tumbuhan baik yang ada di darat maupun di air. Dijelaskannya, biomassa dapat dimanfaatkan untuk beberapa jenis kegunaan, seperti sebagai penyedia sumber karbon untuk energi, dengan teknologi modern dalam pengkorvensiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang rendah, mendorong percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air, digunakan untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar kendaraan. Selain itu biomassa dapat digunakan sebagai bahan baku agro proses untuk pertanian.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin melalui Asisten bidang IV menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada Prof Sri Haryati yanfg telah dikukuhkan sebagai Guru Besar Unsri
Mengenal lebih dekat Prof. Sri Haryati yang lahir dari pasangan H. Dahlan Husin (alm) dengan Siti Zainah (almh) pada tanggal 24 Oktober 1956 di Palembang. Pada tanggal 19 September 1982 ia menikah dengan Prof.Dr.Ir.H.M. Djoni Bustan, M.Eng. dari pernikahannya ia memiliki tiga orang putri dan empat orang putra.
Sri Haryati menempuh pendidikan terakhir di Institute National Polytechnicue Toulouse pada bidang keahlian Chemical Process Engineering pada tahun 1992 di Prancis. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik di Fakultas Teknik Unsri.
Sejauh ini ada dua judul karya ilmiah pada Jurnal Internasional dan dua karya imiah pada Jurnal Nasional terakreditasi, dan tiga karya ilmiah yang tidak terakreditasi. Kemudian ada 18 makalah ilmiah dalam prosiding internasional dan 11 karya ilmiah dalam prosiding nasional.
Adapun penelitian yang belum dipublikasikan ada 11 judul penelitian. Ia juga memiliki paten internasional dengan nama patent Procede De Fabrication De Furane 2,5-Dicarboxaldehyde Process For The Manufacture Of Furan 2,5-Dicarboxaldehyde pada tahun 2013 dan pada 1992 lalu nama patentnya Procede de fabrication De Furane 2,5-Dicarboxaldehyde.(Ara)
|