BERITA DAN INFORMASI |
Seminar Karya Ilmiah Dua Calon Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Kamis, 30 Mei 2013 | [10710 Dibaca]
Seminar untuk kenaikan jabatan fungsional dari Lektor Kepala ke Guru Besar dilaksanakan di Ruang Rapat, Lantai 2 Kantor Pusat Administrasi Universitas Sriwijaya (Unsri) Kampus Indralaya, 28 Mei 2013. Dua dosen Fakultas Pertanian tersebut adalah Dr. Ir. Najib Asmani dengan karya ilmiah berjudul "Potensi Penurunan Emisi dan Nilai Karbon Melalui Kegiatan Hutan Tanaman Pada Lahan Gambut Kritis" dan Ir. Sabaruddin, M.Sc., Ph. D. dengan karya ilmiah yang berjudul "Fraksi Humat untuk Imobilisasi Timbal Dalam Tanah". Dalam karya ilmiahnya, Najib mengatakan bahwa hutan tanaman industri (HTI) kayu akasia yang diusahakan pada lahan gambut terdegrasi atau kritis di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan seluas 90 persen dari 645.249 hektar berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca, memerkaya stok karbon, dan dapat dijadikan patokan dalam penentuan besarnya nilai karbon. Penelitian ini bertujuan menganalisis Reverence Emission Level (REL) atau Reverence Level (RL). Dari hasil penelitian, terlihat bahwa emisi netto dan nilai karbon dari target 26 persen penurunan emisi Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2020, Najib menunjukkan bahwa akibat dari deforestasi seluas 125.107 hektar REL Sumsel pada tahu 2020 mencapai sekitar 69,70 juta ton. Emisi netto HTI OKI menjadi positif dengan tambahan serapan karbon sekitar 91,43 juta ton. Tambahan karbon mampu menurunkan REL sebesar 87,50 persen, sehingga RL hanya mencapai sekitar 8,71 juta ton. Emisi Netto HTI berkontribusi sekitar 22,52 persen dari target penurunan emisi nasional 5,85 persen dari target 26 persen. Nilai kegiatan dari HTI OKI sebesar 58,96 milyar rupiah per tahun. Sedangkan total nilai karbon yang disebabkan oleh deforestasi dan biaya pemulihan hutan untuk mencapai target penurunan emisi 26 persen diperlukan sekitar 2,24 trilyun rupiah per tahun. Sabaruddin, dalam karya ilmiahnya mengatakan bahwa kompleks organo-metal memainkan peranan penting dalam menentukan kelarutan logam berat di dalam tanah. Untuk mempelajari peran fraksi humat (FH) dalam menekan kelarutan timbal (Pb) di dalam tanah, ia mengambil contoh tanah yang diambil dari sisi jalan di Jalan Singa Dekane, antara Jembatan Musi II dengan Jembatan Ogan Kramasan Palembang dengan kedalaman 0 sampai 20 cm. Tanah diberi perlakuan 0;2,5; 5,0; 7,5; dan 10,0 ton FH ha-2 kemudian diinkubasi pada temperatur ruang selama 60 hari. Hasil dari karakterisasi tanah menunjukkan bahwa tanah yang diteliti mempunyai kandungan Pb terlarut sebesar 94,2 mg kg-1. Kandungan Pb hasil penelitian lebih dari 7 kali lipat dari batas kandungan normal Pb pada tanah-tanah di Indonesia, yaitu 12,75 mg kg-1, namun masih dianggap rendah dari batas kritis Pb dalam tanah yang sebesar 100 mg kg-1. Aplikasi FH berpengaruh nyata (p<0,001)terhadap kelarutan Pb di dalam tanah pada hari ke 60 pasca inkubasi dan peningkatan takaran FH diikuti oleh penurunan Pb terlarut dalam tanah. Penurunan Pb terlarut berkorelasi secara nyata dengan peningkatan takaran FH ( r2 =0,86; p< 0,001), KTK tanah (r2=0,53; p<0,01), dan pH tanah ( r2=0,88; p<0,01). Takaran FH sebesar 5,0 ton FH ha-1 merupakan perlakuan yang paling efektif dalam menekan kelarutan Pb pada tanah yang diteliti. Seminar ini diikuti para dosen di lingkungan Universitas Sriwijaya. Pembahas substansi untuk karya ilmiah Dr. Ir. Najib Asmani adalah Dr. Ir. Maryadi, M. Si. dan pembahas metodologi Dr. Ir. M. Zazid, M.Sc. Sedangkan untuk karya ilmiah Ir. Sabaruddin, M. Sc., Ph.D. pembahas substansi Dr. Ir. A Napoleon, M.P dan pembahas metodologi Dr. Ir. Dwi Styawan, M. Sc. (Yo*) |