BERITA DAN INFORMASI |
Peringatan Hari Pendidikan Nasional: Anak Karyawan Unsri Mendapat Bantuan Pendidikan dari Rektor
Rabu, 11 Mei 2011 | [10251 Dibaca]
Rektor Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Badia Perizade, MBA menyerahkan bantuan pendidikan kepada 64 orang anak karyawan golongan I, II, dan pegawai honorer. Bantuan pendidikan diserahkan pada saat upacara peringatan Hardiknas di Lapangan Upacara Kantor Pusat Administrasi Unsri Kampus Inderalaya, tanggal 2 Mei 2011 yang lalu. Bantuan pendidikan bervariasi menurut tingkat sekolahnya. Untuk siswa Sekolah Dasar mendapatkan bantuan pendidikan sebesar Rp 300 ribu, SMP Rp 400 ribu, dan SMA Rp 500 ribu. Selain itu anak-anak tersebut juga mendapatkan sepuluh buah buku tulis. Pada tahun 2011 jumlah anak yang mendapatkan bantuan mengalami kenaikan. Tahun 2010 Unsri memberikan bantuan kepada 15 orang anak SD, 7 orang anak SMP, dan 4 orang anak SMA. Tahun 2011 ini Unsri memberikan bantuan pendidikan kepada 34 orang anak SD, 19 orang anak SMP, dan 11 anak SMA dan sederajat. Kenaikan tersebut bukan karena naiknya anggaran yang tersedia melainkan semakin banyaknya anak karyawan Unsri yang berprestasi di sekolahnya. Pada kesempatan yang sama Rektor juga memberikan sertifikat dan tanda penghargaan satyalancana 30 tahun kepada 10 orang karyawan dan dosen, satyalancana 20 tahun kepada 30 orang karyawan dan dosen, dan satyalancana 10 tahun kepada 18 orang karyawan dan dosen. Tema Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2011 ini adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Bidi Pekerti. Menteri Pendidikan RI dalam amanatnya yang disampaikan Rektor Unsri Prof. Dr. Badia Perizade, MBA mengharapkan agar pendidikan berkualitas semakin terbuka aksesnya bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan. Tantangan global dan internal yang sedang dihadapi bangsa mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat jati diri, identitas, dan karakter sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, katanya, pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. "Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara dengan Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilarnya," katanya. Lebih lanjut dalam amanat itu Menteri Pendidikan Nasional mengatakan bahwa dalam menyikapi perkembangan aktual terhadap munculnya perilaku destruktif, anarkis, dan radikalis, pendidikan memiliki peran penting dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, beliau mengajak para pemangku kepentingan pendidikan terutama kepala sekolah, guru pimpinan perguruan tinggi, dan dosen harus memperhatikan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang dan toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan perundangan. (Yo*) |